Rabu, 14 Januari 2015

Keraban Langit

Berkunjung Ke Pura Keraban Langit—Bali

Keberadaan pura di Bali tak hanya memiliki pengertian dan makna secara fisiknya saja melainkan berdimensi ruhani atau nonfisik. Masyarakat Bali menganggap bahwa ada dimensi metafisik dalam tiap-tiap pura yang ada di daerahnya makanya tak heran kalau eksistensi tempat suci tersebut sangat dijaga dan dilestarikan.
Rata-rata masyarakat sekitar menganggap bahwa pura merupakan lambang keagungan dewata (bahkan rumahnya Dewata) yang sudah selayaknya dijaga dan dilestarikan. Mereka menilai bahwa letak keagungan pura bukan hanya terdapat pada bangunannya secara fisik semata namun juga dari aspek sejarah dan berbagai benda yang terdapat didalamnya.
Pura sebagaimana juga tempat peribadatan agama-agama lainnya ialah sebuah tempat suci yang menjadi lokus sentral diadakannya berbagai upacara/ acara keagamaan yang berdimensi spiritual dan vertikal. Pura merupakan tempat dilantunkannya doa-doa segenap umat Hindu yang meminta sesuatu kepada Tuhannya, Sanghyang Widhi Wasa.
Pura merupakan perantara yang mempertemukan antara jasadi hamba yang menghaturkan persembahan-persembahan kepada Tuhan untuk memohonkan sesuatu supaya dikabulkan. Makanya keberadaan dan kesucian pura sangat dijaga supaya nilai-nilai magisnya tidak menjadi luntur.
Belakangan seiring dengan berkembangnya kegiataan kepariwisataan di Tanah Dewata peranan pura secara otomatis telah mengalami perluasan. Dari yang tadinya hanya sebatas tempat beribadah atau berupacara menjadi lokus yang juga menjadi tempat berwisata reliji.
Kalangan wisatawan makin banyak saja yang mengunjungi pura yang utamanya ditujukan untuk melihat dan mengagumi bangunan-bangunan pura tersebut. Disamping juga banyak diantara mereka yang mengunjungi pura untuk melihat berbagai prosesi keagamaan yang biasanya dilakukan oleh segenap umat Hindu, terlebih kalau hari-hari besar keagamaan tiba.
Dan Pura Keraban Langit ialah salah satu pura yang penting di Bali. Keberadaannya yang lain daripada pura lainnya semakin menambah daya tarik dari pura ini. Pura ini berada di tepi sebuah tebing yang cukup curam sehingga untuk menjangkaunya diperlukan kehati-hatian yang ekstra.
Pura Keraban Langit juga merupakan pura yang termasuk dalam Pura Dang Khayangan. Ketika jatuh hari persembahan atau kelahirannya dewa atau yang disebut dengan Pujawali biasanya masyarakat skeitar akan melakukan penyucian di pura ini. Itulah salah satu prosesi sakral yang biasanya dilakukan di pura ini.
Yang menarik dari pura ini ialah keberadaan mata air yang dianggap suci oleh masyarakat sekitar. Tak hanya itu, mata air yang ada didalam pura inipun dianggap membawa berkah sehingga banyak yang memanfaatkannya untuk diminum atau sekadar mencuci muka. Adapun dewa yang dipuja di pura ini ialah Dewa Wisnu, Ratu Ayu, Ratu Made dan juga Ratu Gede Lingsir. Mereka yang datang ke pura ini biasanya melakukan persembahan kepada dewa-dewi yang disebutkan tersebut.
Lantas, kapan biasanya para wisatawan datang berkunjung ke Pura Keraban Langit ini? Biasanya kalangan wisatawan berkunjung ke pura ini pada hari-hari tertentu semisal Hari Raya Siwalatri dan Hari Raya Saraswati yang mana mereka sebagaimana juga masyarakat sekitar banyak yang melakukan pemujaan dan bersemedi untuk memohonkan apa yang menjadi keinginan atau harapan yang belum belum tercapai dalam hidupnya. Pada hari-hari besar keagamaan umat Hindu itu dipercaya bahwa segala doa atau permohonan yang dihaturkan kepada para dewa akan dikabulkan.
Lokasinya sendiri berada didalam gua sehingga diperlukan perjuangan yang ekstra ketika hendak menjangkau pura suci ini. Ketika akan memasuki ke dalam pura yang mana harus melalui lorong-lorong goa terlebih dahulu maka akan terasa udaranya sangat sejuk dan segar.
Hal tersebut disebabkan karena tepat dibagian tengah gua ada bolongan diatasnya sehingga memungkinkan udara segar dan juga sinar matahari masuk ke dalamnya. Kondisi demikian tentu akan menambah kenyamanan dan perasaan damai pada siapapun yang tengah melakukan sembahyang atau semedi di dalam gua maupun pura.
Pura ini sendiri telah ada sejak masa Bali kuno, atau lebih tepatnya sejak masa Kerajaan Udayana. Hal tersebut terdapat dalam sebuah prasasti yang ada di Pura Puseh Desa Adat Seding Bali. Lantas, mengapa mata air yang terdapat didalam pura tersebut dianggap suci? Hal tersebut juga tak lepas dari cerita rakyat yang mengiringinya.
Konon, zaman dulu kala pernah ada sepasang suami dan isteri yang sangat mengharapkan kehadiran seorang anak. Setelah sekian lama berumah tangga ternyata mereka belum jua dikaruniai keturunan oleh Tuhan. Kemudian mereka berinisiatif untuk memohon kepada dewa yang berada di puncak Gunung Agung supaya mereka diberikan keturunan.
Aneh bin ajaib sang suamipun mendapatkan petunjuk yang mengharuskannya mencari air/ tirta yang berada di goa Desa Sading. Setelah air tersebut didapatnya, maka segera diberikannya kepada istri tercintanya. Selang beberapa hari kemudian, istrinya itu hamil dan singkat cerita melahirkan anak kembar. Mereka berduapun sangat bersuka cita dan gembira bukan kepalang. Maka sejak saat itulah air yang berada didalam goa itu dianggap suci dan dianggap membawa berkah bagi siapapun yang menggunakannya.
Makanya bagi Anda yang ingin turut merasakan berkah yang dimiliki oleh mata air didalam Pura Keraban Langir ini bersegerlah berkunjung ke pura yang sangat disucikan ini!
Lokasi
Pura Keraban Langit berada di Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Pulau Bali – Indonesia. Berjarak sekitar 13 km dari Ibukota Denpasar atau bisa ditempuh dengan waktu perjalanan sekitar 35 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Selamat Berkunjung!